Rabu, 03 November 2010

Tugas Review Jurnal


Tugas Review Jurnal
Review Jurnal 3
Tema                  : Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Judul                   : Penerapan Teknologi Sistem Informasi dan Teknologi
   Tepat Guna pada Usaha Kecil Menengah (UKM)
Pengarang          : Mohammad Abdul Mukhyi dan Mujiyana
Tahun Penulisan : 2008
Latar Belakang Masalah
Di Era Globalisasi saat ini dan dengan berkembangnya teknologi yang sangat pesat akhir-akhir ini memungkinkan para pelaku bisnis untuk melakukan pembuatan system informasi berbasis komputer, sehingga dapat memberikan kemudahan bagi pelaku bisnis, khususnya untuk usaha kecil dan menengah (UKM).
Fenomena yang ada saat ini masih banyak UKM yang belum atau bahkan tidak menggunakan bantuan teknologi informasi, baik untuk menjalankan usaha maupun menggunakan teknologi yang tepat guna untuk menghasilkan suatu produk.
Tujuan Penelitian
  • Untuk mengetahui jenis teknologi yang sudah dan belum digunakan dalam mengembangkan komoditi unggulan agrobisnis di wilayah kawasan andalan Jawa Barat.
  • Untuk mengetahui bagaimana keterkaitan penerapan teknologi tepat guna dalam mengembangkan komoditi unggulan agrobisnis di Jawa Barat.
Metodelogi
Variable : Variable yang diteliti pada penelitian ini terfokus pada tingkat Teknologi Tepat Guna pada UKM, yang ditambah dengan tingkat daya saing pada UKM.
Data : Data yang digunakan adalah data sekunder, yang berupa laporan dan informasi dari berbagai instansi dan departemen (BPS Pusat dan BPS Daerah, Departemen Perdagangan dan Industri, Dinas Perdagangan dan Industri Daerah Dati I dan II, Departemen Pertanian, Dinas Petanian Daerah Dati I dan II, serta instansi-instansi terkait lainnya).
Model Penelitian : Model penelitian disajikan dalam bentuk penjelasan, grafik, dan table, ditambah dengan sedikit perhitungan matematis  Model Bendavid (1991)
Hasil
Dalam penelitian ini peneliti menemukan bahwa tingkat kontribusi margin masing-masing sektor dan subsektor Jawabarat dan Nasional sedang berada pada tahapan-tahapan industrialisasi, khususnya pada sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang artinya sudah dikelola dengan baik, dengan menggunakan teknologi yang relatif baik dan berkembang jika dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan sumberdaya manusia yang berpendidikan menengah keatas, sudah mulai dilakukan efisiensi akan tetapi belum efektif. Sedangkan pada sektor-sektor lainnya kecuali sektor industri pengolahan berada dalam tahapan non-industrialisasi dengan teknologi yang sangat rendah.
Dan dalam hal Sistem Teknologi Informasi, ditemukan adanya perubahan teknologi pertanian yang dipengaruhi oleh faktor internal (pengalaman dan kebutuhan dari diri sendiri) dan faktor eksternal (kebijakan pemerintah, penyuluhan) perubahan teknologi pertanian berpengaruh terhadap keadaan sosial-ekonomi masyarakat, tetapi tidak merubah status sosial dalam adat istiadat. Terbatasnya teknologi yang tepat lokasi ini sangat berpengaruh kepada produktifitas komoditas pertanian pada umumnya, sehingga belum tercapai optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan yang sebenarnya berpotensi untuk memberikan hasil yang lebih banyak. Rendahnya produktifitas lahan ini ditandai oleh besarnya senjang hasil yang diperoleh ditingkat petani dengan hasil di tingkat penelitian.
Ada tiga komponen teknologi yang menyebabkan rendahnya produktifitas yaitu aplikasi teknologi budidaya yang masih rendah, penggunaan varitas yang kurang sesuai dengan kondisi lokalita, serta masih besarnya kehilangan hasil setelah panen. Terbatasnya teknologi berupa varitas lokalita dan besarnya kehilangan saat panen dan pasca panen merupakan indikator masih lemahnya pembinaan kepada petani serta minimmya peran daerah dalam menghasilkan teknologi.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian, peneliti menarik kesimpulan bahwa Propinsi Jawa Barat sesungguhnya memiliki potensi untuk mengembangkan UKM di bidang pertanian dengan berbagai peluang dan kesempatan yang ada, akan tetapi pengembangan dan pembinaan serta penyuluhan dari pihak-pihak terkait dirasa masih kurang.
Ditambah lagi Teknologi yang digunakan masih relatif sederhana dan penerapannya yang masih kurang tepat sasaran, hal ini karena regenerasi penyuluh tidak berjalan, minat petani terhadap teknologi dan mencari informasi masih lemah, karena penggunaan media informasi pertanian yang belum meluas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar